Jumat, 14 Mei 2010

Egoisme Seorang Manusia

ketika akhirnya terungkap...
bahwa ada banyak opini yang tercipta...
ada banyak versi cerita yang berkembang...
dan kemudian hanya tawa yang menjadi sebuah tanggapan...

terkadang terlintas sebuah pemikiran...
mengapa hidup orang lain terasa jauh lebih menarik untuk dibahas, dicemooh, dihina, dicela, dikambing hitamkan, dan segala yang terburuk. Namun kegagalan dalam hidup sendiri tidak pernah dijadikan guru untuk mengubah pola pikir dan menjadikannya sebuah motifasi untuk menjadi bijaksana dan dewasa dalam memandang hidup...

ah... sesungguhnya itulah manusia...
selalu ingin diatas, dan tidak mau ada orang lain yang lebih dari dirinya...

Selasa, 05 Januari 2010

nikah... engga... nikah.. engga.. engga nikah? (hehe just my thought no offense) => acit's note

huff.. finally I write my note again.. setelah berbulan bulan lamanya tidak menulis notes (maaf yah buat para sobat2 yg dengan excitingnya membaca notes saya)....

lagi lagi saya menulis note sebagai curhatan (heheh lebih tepatnya mengemukakan suatu pemikiran yg biasanya jika diobrolkan dengan orang lain membuat orang tersebut berfikir "you are freak one")...sebagai buah pemikiran saya dan juga sebagai unek unek saya...

i never tired about this topic : marriage... (don't laugh haha).... dari survey kecil kecilan yang saya buat pada teman2 lain soal menikah ternyata eh ternyata most influence factor that drive them untuk menikah yaitu : (no offense buat orang2 yg sudah mikah, berpikir untuk menikah, ingin menikah dan ternyata setelah membaca note ini anda jadi berpikir ulang tentang pernikahan)

1. EXPIRED DATE...
let me explore... hal yang paling krusial yang membuat mereka berpikiran menikah A.S.A.P (as soon as possible) adalah expired date terutama bagi perempuan

"Ya ampun cit kan udah umurnya.. klo ngga sekarang mau kapan nikahnya", sahut salah satu teman (female-twenty sumthing) dengan worriednya berpikir umurnya itu sudah masuk umur kadaluarsa buat menikah (puh-lease deh secara masih seumur dengan saya ini).. swear on My Guess Wedges alasan ini yang paling banyak dikemukakan oleh orang2 untuk menikah .. karena umur yang sudah twenty-sumthing.. yeah like I said in my older notes that quarter life crisis begitu mempengaruhi seseorang untuk memutuskan menikah. padahal yah diliat dan ditelaah pemerintah hanya menetapkan umur minimal buat menikah (If I didnt make mistake.. 21 years old or 16? haha like I care?) bukannya umur maksimal untuk menikah hihi....

they said that age is matter untuk menikah apa karena adat ketimuran yang berkesan memarjinalkan perempuan yang memilih menikah bukan pada twebty-sumthingnya berarti dia perawan tua? (hey emang bisa di judge begitu saja jika perempuan yang belum menikah itu perawan tua haha.....) ternyata umur menjadikan suatu ukuran atas keputusan menikah. bukannya karena "yes coz I love him/her" ataupu "coz I want to get married with her/him"

percaya deh rata2 mereka (silakan kalau kamu lagi iseng buat uji statistik hehehe apakah bakalan terdistribusi normal atau tidak haha) berpikir bahwa menikah itu ada masanya.. owh yah buat perempuan mungkin karena adanya expired date dari ovum (menopouse) lalu bagamana dengan lelaki? apakah mereka menjadi desperately-needy-boy karena punya expired date sperma juga?..

age's just a number bagi saya... dan untuk memutuskan menikah atau tidak saya pikir umur bukanlah jadi faktor krusial.. sungguhpun banyak yang menjudge saya hedonis or bla bla bla bagi saya keputusan menikah sama dengan keputusan strategis sebuah perusahaan. dimana saat kita sudah memutuskan itu akan berdampak sangat luas. memiliki cost yang besar, resiko yang besar meski diharapkan return yang maksimal. jika kita membuat kesalahan no way to turn back.. dan saya juga tidak pernah ingin menjadi gambler dalam hidup saya ( BIG NO). hidup bukanlah sebuah perjudian meski seperti fav quote "life is like box of chocolate.. u never know what u'd get"

so berhati hati jika anda memutuskan buat menikah jika alasan anda hanya karena umur.. karena kita bukan produk pasaran yang punya expired date " baik dikonsumsi sebelum tanggal bla... blaa blaa.."

2. Euforia (latah)
faktor kedua yang paling sering saya temui yaitu euforia. sering sekali kita mendengar disuatu resepsi pernikahan " ya ampun si x udah menikah.. gw kapan yah?" atau "pestanya bagus bgt.. nanti klo pesa gw bakalan blaa blaaa blaa"..

that's what I said. euforia... yang ternyata menjadi alasan juga untuk menikah. seperti domino efek disaat satu orang sudah menikah .. pengennya ikutan menikah cepat cepat juga..

saya pernah pergi ke suatu resepsi pernikahan dengan saorang teman. teman saya bilang ,"wah kapan yah gw merit" dan merasakan euforia itu. sedang euforia yang saya rasakan "waahhh makanan d tempat resepsi memang enak2 hehehehe" sambil mengambil sup zupa zupa..

efek latah ternyata bisa menyebabkan seseorang memutuskan untuk menikah.. so buat anda apa memutuskan untuk menikah karena latah atau karena anda percaya bahwa someone anda itu the right man/woman?

dua alasan diatas membuat bias pada alasan kenapa kita memutuskan untuk menikah... kadang karena umur kadang karena latah. sehingga alasan pernikahan itu sendiri tidak punya dasar yang kuat.. saya bukan seorang single yang-putus-asa-pengen-nikah-tapi-g-bisa-makanya-bikin-note-aneh
jujur saja I'm in over 4 years relationship with someone who's (I believe and I thought) madly in love with me, tapi kami mengaanggap bahwa pernikahan adalah isu yang sakral untuk dibicarakan. bukan karena kami berdua anti komitmen tapi bagi kami achievment dalam hidup bukanlah menikah dan berkembang biak sehingga ras manusia tidak terancam kepunahan. bukan karena prihatin pada peningkatan laju natalitas di indonesia yang makin besar. karena menikah itu merupoakan master plan yang harus dicermati agar tidak kecewa saat nantinya.. pernikahan bukanlah sebuah kalkulasi untung rugi...lebih seperti sebuah black-hole

so we're far far away from the marriage.....

no offense yah buat orang2 yang g setuju atas pendapat saya buat pernikahan.. bagaimanapun juga menikah itu hak semua orang dan tidak menikah juga hak dari semua orang hehehe.....

salut buat ayu utami yang dengan bangganya mengeluarkan esai 10+1 alasan buat tidak menikah (Parasit Lajang, Ayu Utami) karena setelah saya baca (tanoa tendensi apa apa) dan berkata itu adalah nyata..

sekarang saya mulai berpikir bahwa nanti saat saya akan memutuskan untuk menikah yang saya lakukan adalah mengumpulkan alasan2 rasional kenapa sya menikah.. karena pernikahan bukanlah suatu impian lagi namun merupakan realita (yang mungkin) harus dihadapi atau mungkin juga tidak

(copy from my friend's note)