Kamis, 15 Oktober 2009

jika ini sungguh inginku...????


Sempat aku merasakan sesuatu yang mengganggu pikiranku. Hatiku gelisah, inginku meneteskan air mata. Gundah dalam dada begitu memuncak, membuatku ingin menumpahkan semuanya. Ketika coba kulepaskan semua dalam tetes air mata, ternyata masih ada sesak yang tak mampu lepas dari hati. Bukan tangis yang mampu hapus semua, sebab aku sudah tak berairmata. Semua sudah habis, hingga tangisku hanyalah sebuah tawa dan perihku adalah senyuman. Bahkan aku sendiri sudah tidak bisa membedakan kapan aku menangis ketika aku tertawa.

Rasa tidak nyaman itu timbul membuatku benar-benar berusaha mencari apa yang salah hingga aku merasakan ketidak nyamanan ini? Ternyata, semua yang terjadi seperti biasa. Sempat aku ingin protes, ingin ku berkata ”aku bingung, apa lagi yang harus aku lakukan untuk mampu hadapi semua ini!!!???” tapi aku sadar, sudah bukan saatnya aku berpikir seperti itu. Ini semua adalah hal yang biasa, bertahun-tahun sudah kuhadapi semua ini, dan sesungguhnya aku mampu lewati. Bertahun-tahun pula tetes air mata itu akhirnya berganti senyuman ketika semua kembali padaku. Karena sekalipun ia hilang dariku, tapi akhirnya ia akan kembali padaku lagi.

Tapi, aku kembali berpikir. Apakah semua ini akan terus seperti ini? Sampai kapan aku biarkan diriku terus tersiksa? Bertahun-tahun aku terus berusaha tuk akhiri semua ini, tapi aku tak rela. Berusaha untuk merelakan, namun bukan hal yang mudah bagiku. Semakin terus kucoba tuk lepas dirinya, semakin sakit hati ini, semakin besar rasa sayang dan kasih yang kurasa baginya.

Jika aku berhak tuk sampaikan inginku.

Inginku, dia akhiri masa lajangnya
(tapi aku tak pernah punya hak ’tuk atur hidupnya)
Inginku, dia menjadi milik seorang pribadi
(tapi aku takut bahwa aku tak rela)
Inginku, dia bersama dia yang tak kutahu
(tapi mampukah aku hadapi ini?)
Inginku, dia dapatkan sebuah kebahagiaan
(tapi aku masih menyimpan harap bahagia bersamanya)
Hingga aku terbebas dari bayang-bayangnya
(tapi aku tak yakin benar-benar mampu lepas dari bayang dirinya)


(Ditulis dalam rasa depresi yang sangat tinggi, ingin berbagi tapi merasa bahwa sudah tidak ada seorangpun yang mampu untuk dipercaya. Bahkan yang dicintapun rasanya tak bisa tuk diajak berbagi.)

Tidak ada komentar: