Selasa, 12 Agustus 2008

32 jam: reunian tanpa mandi (August 9-10, 2008…. Kebayang gas ih…???)……..

32 jam: reunian tanpa mandi (August 9-10, 2008…. Kebayang gas ih…???)……..
Setelah 6 tahun lebih tak bersua, akhirnya pertemuan itu terjadi juga, aku akui banyak protes yang timbul untuk diriku. “kenapa sih kamu pindah?” “kamu menghilang seperti jin langsung ‘ting’ tiba2 dah ga ada” “pergi ga pamit2, baru tau kamu ga ada malah saat kita lulusan SMA” “menghilang tanpa jejak dan ga ada kabar berita” dan ada banyak hujan protes untukku. Semua itu kumaklumi sahabatku. Maafkan daku untuk semua yang telah terjadi.
Satu hal, aku bahagia bgt bisa ketemu dengan kalian semua, khusus untuk Amijaya dan Isaac. Mungkin selama dulu kita bersama 2 tahun di smoenzha, aku ga terlalu dekat dengan kalian bahkan mungkin aku banyak skali bikin kalian jengkel, tapi aku bisa merasakan persahabatan yang indah dengan kalian. Thanks bgt untuk Ami yang memanfaatkan waktu yang sempit selama di Jakarta untuk bertemu denganku. Aku sangat menghargai itu semua. Thanks juga untuk Isaac yang diantara kesibukan dan aktifitas masih menyempatkan diri untuk ketemu denganku. Kalian sahabat yang mampu memberi kesan bersejarah dan warna dalam hidup ini.
Perjalanan reuni ini seperti air yang mengalir, perjumpaan yang direncanakan, tapi ga pernah janjian mau pake baju yang sama, taunya pas ketemu warna baju yang digunakan sama “hitam”, kemudian kita berlanjut mengelilingi kota naek “busway” bukan delman loh (lagu kali keliling kota naik delman istimewa). Habis melewatkan makan siang yang menggambarkan ke-norak-an kita semua (berhubung makannya sambil crita dan ketawa ngakak ala orang papua), perjalanan dilanjutkan dengan menjadi foto model di daerah slipi (klo ga salah slipi, pokoknya deket mall taman anggrek aja). Trus ide berikut timbul, kita mau berwisata ke MONAS, tugu kebanggaan orang Indonesia gitu deh. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan bus dalam kota. Akhirnya sampailah kami di MONAS, dan jadilah kami turis2 local yang udik foto hahahahahaha…….
Menikmati beberapa jam waktu di monas dengan berbagai pose untuk foto2 kenangan reunian ini, jadi foto model dadakan, fotografer dadakan tapi pose ok punya smuanya, intinya seru bgt deh… Perjumpaan yang tak terlupakan.. Habis itu, pas mau kluar rencana yang terlintas untuk tujuan berikutnya adalah TIM, tetapi ide paling gila muncul. Berhubung kita lagi di dekat stasiun kereta, maka terlintas ide untuk ke bandung. Akhirnya mengambil langkah pasti menuju stasiun dan mencari tau keberangkatan ke bandung. Awalnya udah PD bgt bakal naik kereta paling malam yaitu 20.30, eh ternyata kereta terakhir udah berangkat, jadinya kita menuju ke UKI mencari bus ekonomi yang murah meriah… Perjalanan berlanjut dan akhirnya setengah 12 malam tibalah kami di bandung. Waw udara dingin langsung menusuk, tapi itu semua tidak mampu mengalahkan hangatnya persahabatan kami. Akhirnya sampailah kami di kost2an sang master kelas waktu kls 2 dulu yang udah jadi pak dokter sekarang. Beristirahat sejenak sambil menunggu terbitnya matahari.
Ketika terbangun dari nyenyaknya tidur yang hanya sesaat itu, rute selanjutnya adalah GASIBU, nyari sarapan pagi plus mau bli baju murah. Berjalanlah kami meninggalkan kostan pak dokter tanpa mandi dan sikat gigi, hanya berbekal cuci muka saja. Nyampe di gasibu, kita sarapan beramai-ramai (teteup dalam keadaan apapun slalu berpose) kemudian nyari baju bertuliskan BANDUNG, dengan gambar yang sama bgt dengan baju kls 1-3 dulu yaitu gambar ”VW Kodok”. Waw pokoknya keren bgt deh. Rencana berikut adalah nyari jaket, tapi berhubung rada2 kurang ”sreg”, akhirnya kita ga jadi bli jaket deh (aku tau kamu kecewa ami, tapi yang penting adalah kebersamaan kita smua kan?).
Walau ga dapat jaket, perjalanan berlanjut menuju gedung sate, rencana sih mau foto2 nih, sebelum nyampe ke gedung sate ada yang menarik perhatian nih.. Mau tau apa? Ada kelinci luchu bgt, warnanya coklat ada garis2 itam.. Pokoknya luchu bgt deh. Akhirnya tawar menawarpun terjadi, harga asli 25 ribu di tawar jadi 15 ribu, sayang penjualnya ga mau, trus tawaran dinaikkan jadi 20 ribu tapi tetap tidak mau juga.. kecewa pastinya, akhirnya kami melangkah meninggalkan penjual kelinci tersebut. Tak disangka, pada langkah yang ke delapan ternyata kita dipanggil lagi, akhirnya penjual itu mau melepaskan kelincinya dengan harga 20 ribu. Tak berpikir panjang lagi akhirnya kelinci tersebut kita beri nama ”DELAPAN” berhubung pada langkah kedelapanlah kita dapat kepastian bahwa kelinci tersebut dapat jadi milik kita. Waw ”DELAPAN” jadi maskot untuk perjalanan ini.
Setelah mendapatkan delapan, selanjutnya adalah ganti baju... Setelah numpang ganti baju di toilet umum di gedung sate, selanjutnya adalah berpose ria seakan diri adalah foto model.. Habis itu terus berjalan menyusuri lapangan gasibu dan sampailah kita di tukang poster, belanja poster deh.. Habis itu kita ke ciwalk, berhubung kita make baju kembar bertuliskan bandung, alhasil orang2 kirain kita semua adalah wisatawan domestik yang baru pertama kali datang di bandung, akhirnya banyak pedagang asongan yang menawarkan pernak pernik bernuansa bandung deh.. habis itu karena berhubung viewnya bagus makanya pose lagi deh.. Selanjutnya kita kembali menyusuri jalan cihampelas untuk nyari jaket, tapi berhubung ga ketemu juga yang sreg makanya ga ada yang di beli deh..
Setelah itu kita berlanjut ke stasiun, tapi berhubung kereta selanjutnya jam 5 sore dan itu bakal malam bgt nyampe jakartanya, makanya kita langsung meluncur ke terminal bus, akhirnya kita naik bus menuju cikarang, selain untuk nganter aku pulang, ya skalian menunjukkan pertanggung jawaban mereka sebagai pria yang gentle... Hahaha..... Tapi klian smua adalah teman2 ku yang hebat, mau bgt nganterin aku pulang... Seandainya long weekend mungkin perjalanan ini akan berlanjut ke jogja dan malang. Waw klo kyak gitu, bisa jadi reuni gede2an dounk....
Waw pertemuan ini benar2 menakjubkan, bersejarah banget dan sangan berwarna... Kisah-kisah dalam pertemuan dan perjalanan ini mungkin ga pernah di alami orang lain. Biasanya klo mau ketemu teman lama pasti pada dandan, maunya tampil rapih dan pasti malu bgt klo ga mandi. Tapi kisah kita lain bgt, ga mandi ga jadi masalah yang utama adalah kebersamaan.
Persahabatan itu bukan masalah kamu mandi atau tidak, tapi bagaimana kamu berkorban banyak hal agar persahabatan ini abadi selamanya. Perpisahan selama 6 tahun lebih, plus tanpa pernah adanya kontak, dan hanya terbayarkan dengan pertemuan 32 jam memang bukan sesuatu yang sebanding, tapi jiwa yang mau berkorban dalam lelah dan waktu yang sempit yang mampu dimanfaatkan dengan maksimal benar2 memberi kesan yang indah. Bukan soal kuantitas pertemuan tapi kualitas reuni ini. Ada banyak perubahan yang terjadi dari tiap pribadi, namun satu hal yang selalu tetap ada, kenangan indah masa lalu dan penerimaan pribadi satu dengan yang lain walau dalam keadaan apapun. Walau ada banyak perubahan yang terjadi, persahabatan itu tetap jadi pengikat kita semua.

Sahabat, dalam kesendirian aku mulai merenung….
Ketika kita pernah merasakan kehilangan,
Maka itu semua akan menjadi sangat bermakna
Ketika kita kembali menemukannya…
Seperti itulah yang aku rasakan saat ini….
Dulu aku begitu merasakan kehilangan dari persahabatan kita,
Memulai hidup baru ditanah orang, tanpa tau siapa di sekitarku..
Membangun keberanian dalam kesunyian batinku…
Untuk bangkit menjalani hidup ini..
Tapi saat ini ketika aku menemukan persahabatanku ini lagi….
Persahabatan ini kembali memberikan warna cerah dalam hidup ini…
Akhirnya kutemukan puzzel yang pernah hilang dari hidup ini…
Semoga persahabatan ini kan tetap abadi selamanya…
Hingga akhir waktu yang memisahkan segalanya….

(kudedikasikan tulisan ini untuk semua sahabat2ku dari smoenzha Jayapura, terlebih khusus untuk teman2 kelas 1-3 dan 2-3 angkatan 2003, i always miss u and love u all my friends)

Rabu, 06 Agustus 2008

Bunga Seorang Dewi

Jantungku terpukul begitu dahsyat. Tak ada kata yang pantas terucap dari lidah yang kelu tanpa memperdulikan teriakan hati menyayat dinding hati. Begitu cepat waktu ini tiba. Aku masih ingin membelai kemulusan kelopak bunga yang selalu cerah ceria tanpa cacat di tanganku yang kasar dan penuh dengan noda. Akankah semuanya akan berakhir dengan ” happily ever after ” ? Tanda tanya besar menyesaki ruang di dadaku. Begitu beratnya sampai-sampai aku harus menginjak seluruh ego yang bergelayut di segenap bagian dari diriku. Today is the Judgement Day. Asa ku terus kupaksa untuk merendah. Aku tak ingin tergores. Aku tak ingin tersayat. Aku hanya ingin merasakan kehangatan cahaya yang menembus awan-awan mendung yang selalu tersenyum saat melihatku berjuang, merintih, dan terkapar, tergeletak tanpa raga.
Bunga itu terus memberikan keindahannya tanpa disadarinya bahwa aku telah terpikat oleh kuntumnya. Saat mekar, aku berharap aku yang pantas untuk memetiknya, menyimpannya, dan menjaganya dengan seluruh daya yang kusiapkan sampai badan ini tak bernyawa. Sebegitu berharganya kah bunga itu ? YA !!! Tiada hal lain yang dapat menggantikan, menggesernya pun tidak dari mata batin ku. Akankah bunga itu rela untuk kupetik ?? Perlahan kuulurkan tanganku dalam kebisuan yang dalam. Pelan. Lembut. Hangat. Dan kugenggam, lekat dalam telapak tanganku. Namun untuk menariknya, mencabutnya, aku membutuhkan lebih dari sekedar arak yang membawaku meraih keberanian dan kemampuan untuk mendapatkannya. Seluruh tubuhku membatu. Jantungku berhenti seketika. Kulitku terkelupas. Mataku tersamarkan. Mulutku terkunci
Aku kembali ke alam nyata dimana langit masih biru dan mentari masih bersinar. Kembali kupasang telingaku dengan segenap roh yang masih mampu menembus garangnya aral. Kutunggu. Hari ini. Jangan lagi esok. Dewiku dan bungaku.


(ditulis oleh sahabatku, jimmy Roembiak…thanks bgt buat tulisan kamu yang indah.. seharusnya kamu yang posting tulisan ini… biarkan tulisan ini aku abadikan untukmu sahabatku… tetap bersahabat sampai kapanpun…. GBU mu friend…)